Langkah Kecil di Luar Markas, Rezeki Besar dari Semesta

Bekerja, buat banyak orang, udah kayak napas kedua. Setiap hari dijalani, dikerjain, dan ya… jadi rutinitas yang rasanya nggak bisa dihindari. Hampir separuh waktu hidup kita habis di depan layar laptop, duduk di balik meja, atau bahkan di tengah jalanan yang bising, semua demi satu tujuan mulia: mencari nafkah.

Tapi anehnya, meski tujuannya mulia, tetap aja banyak dari kita yang ngerasa capek, lelah, bahkan lupa bersyukur. Yah, manusiawi sih. Kadang kita terlalu fokus sama “letih”-nya, sampai nggak sadar kalau kerja itu sebenernya bagian dari doa yang pelan-pelan dikabulkan Tuhan.

Nah, di tulisan ini saya cuma pengen cerita sedikit. Bagian kecil dari rasa syukur saya, karena dikasih kesempatan buat punya pekerjaan dan ngerasain pengalaman kerja yang nggak melulu di kantor. Bahasa kerennya sih Work From Anywhere, alias WFA

Kocok dulu baru WFA
Ceritanya dimulai dari briefing pagi di markas kantor saya, Excellent. Seperti biasa, ada pengocokan nama untuk program Work From Anywhere alias “bekerja di luar markas”. Dan saat itu, nama saya keluar

Awalnya sih agak bingung sistem WFA ini kayak gimana ya? Tapi setelah tanya-tanya ke Pak Afandy dari tim Human Capital, ternyata caranya cukup simpel: tinggal ajukan tanggal ke manajer, tunggu approval, dan kalau sudah disetujui, langsung deh berangkat sesuai tanggal yang diizinkan. Saya sempat konfirmasi juga ke Mang Gun, rekan saya di Excellent, “Ini beneran bisa kerja di mana aja, Mang?” Beliau jawab, “Iya, bebas!” Eh tiba-tiba ada yang nyeletuk, “Maksudnya ‘kerja di luar markas’ itu kerja di parkiran depan kantor, di sebelah motor-motor.” Hahaha, ya ini celetukan khas Mas Ridwan, tim support Excellent.

Timeskip ke hari di mana saya akhirnya WFA
Pagi-pagi seperti biasa, saya mandi, siap-siap, lalu absen lewat handphone. Tapi jujur, saya masih belum tahu mau kerja di mana. Padahal udah ada wishlist-nya. Akhirnya saya putuskan untuk nikmati pagi di rumah dulu. Sambil kerja ringan, saya ngobrol santai bareng orang tua. Momen yang jarang bisa kejadian kalau lagi kerja di kantor.

Nggak kerasa, udah lewat tengah hari. Panas sih, tapi hati adem karena bisa ngobrol bareng keluarga. Karena hari itu rumah lagi nggak masak, jadi saya pesan makan dulu. Oh iya, biaya WFA ini ditanggung kantor, The Best memang Excellent!

Jam 13.30 saya berangkat ke Hi Ground Coffee di daerah Harapan Indah, cuma sekitar 6 km dari rumah. Sampai sana, ternyata saya ketemu teman lama waktu SMK yang juga lagi WFA, Haris namanya. Sambil kerja, kita sempat ngobrol dan throwback masa-masa SMK yang penuh kenangan absurd tapi manis. Waktu terus berjalan, dan saat jam menunjukkan pukul 17.00, teman saya Haris pamit pulang duluan. Saya masih lanjut sebentar, hingga akhirnya ikut pulang sekitar 17.30. Tapi pas mau bayar di kasir, ternyata makanan saya udah dibayarin. Wah, kaget campur seneng, rezeki emang bisa datang dari mana aja.

WFA ini jadi pengalaman baru yang bikin saya bersyukur. Bisa kerja sambil santai, ngobrol sama orang tua, ketemu teman lama, dan tetap produktif.

Dan pada akhirnya, dari sini saya belajar sesuatu. Kadang kalau kita terlalu sering mendongak ke atas, kita malah silau dan nggak bisa melihat apa-apa. Tapi kalau pandangan kita lurus ke depan ke arah jalan yang sedang kita jalani semuanya terasa lebih jelas, dan hidup pun terlihat penuh warna.

Jadi, jangan lupa untuk bersyukur, ya!

4 thoughts on “Langkah Kecil di Luar Markas, Rezeki Besar dari Semesta”

Leave a Reply to zaidan Cancel Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top